|
Ilustrasi Sapi (@Pexels.com)
|
Risallahislami - Kerap timbul pertanyaan, bagaimana nasib hewan di akhirat kelak. Apakah hewan-hewan tersebut juga akan masuk surga?
Pertanyaan ini muncul karena banyaknya hewan-hewan yang disebut dan
memiliki keutamaan. Misalnya, hewan-hewan yang terlibat dalam kisah nabi
dan rasul atau orang-orang salih.
Mengutip Laduni.id, diriwayatkan bahwasannya akan masuk ke dalam surga bersama orang beriman sebagaimana yang disebutkan muqatil 10 hewan masuk surga:
- unta Nab iSholeh
- anak sapi Nabi Ibrahim
- domba Nabi Ismail
- sapi Nabi Musa
- ikan paus Nabi Yunus
- keledainya Uzair as.
- semut Nabi Sulaiman
- burung Hud-Hud ratu Balqis
- anjing Ashabul kahfi
- untanya Nabi Muhammad saw
Sungguh benar apa yang disabdakan Rasulullah sekiranya beliau
bersabda : ''Terkadang hewan yang ditunggangi lebih baik dari
penunggangnya'', dari sini dapat diambil pelajaran, bahwa seluruh hewan
dan semut lebih baik daripada manusia yang lalai dari berdzikir kepada
Allah ta'ala.
Dalil Hewan Masuk Surga, Unta Nabi Saleh hingga Paus Nabi Yunus
|
Ilustrasi Semut (@Pexels.com)
|
1. Unta Nabi Shaleh AS
Unta ini pernah dijadikan sebuah bukti akan kebenaran yang dibawa
oleh Nabi Shaleh AS, sebagaimana diceritakan Al Qur’an dalam Surat
Huud : 64-68.
“(64). Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat
(yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di
bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang
akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.” (65). Mereka membunuh
unta itu, maka berkata Shaleh: “Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu
selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (66).
Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta
orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari
kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-Lah yang Maha Kuat lagi
Maha Perkasa. (67). Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa
orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya,
(68). seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah,
sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi kaum Tsamud”. Inilah kisah unta yang akhirnya
mengantarkan kaum Tsamud dihancurkan Allah seperti tidak pernah ada
dimuka bumi ini.
2. Sapi Nabi Ibrahim AS
3. Kambing/Domba Nabi Ismail AS
Kambing ini pernah dijadikan ujian Allah kepada Nabi Ibrahim AS yang
diperintahkan untuk membunuh putra yang sangat dicintainya, Nabi Ismail
AS. Allah Swt hendak menguji kesabaran Nabi Ibrahim AS. Kisah dramatis
ini tercantum dengan jelas dalam Surat Ash Shaaffaat ayat 102-107.
“(102). Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar.” (103). Tatkala keduanya telah berserah diri dan
Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran
keduanya ). (104). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, (105).
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (106).
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (107). Dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail
AS. maka Allah Swt melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan
korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa
ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari
Raya Haji.
4. Sapi Nabi Musa AS
Pada saat itu, ada seorang bani Israil yang meninggal dunia. Mereka
ingin mengetahui siapakah pembunuh orang ini. Maka bani israil itu
datang kepada Nabi Musa AS untuk meminta petunjuk. Allah pun menyuruh
mereka untuk menyembelih seekor sapi betinayan kemudian dipukulkan pada
mayat. Lalu hiduplah orang mati itu dalam sekejap mengabarkan siapakah
pembunuh sebenarnya. Kisah ini diceritakan Al Qur’an dalam Surat Al
Baqoroh ayat 68-73.
“(67). Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.”
Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?”[62]
Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah
seorang dari orang-orang yang jahil.” (68). Mereka menjawab: ”
Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami;
sapi betina apakah itu.” Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman
bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda;
pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu.” (69). Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami
agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya.” Musa menjawab:
“Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina
yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang
yang memandangnya.” (70). Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu
untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi
betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan
sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh
sapi itu).” (71). Musa berkata: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak
tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada
belangnya.” Mereka berkata: “Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat
sapi betina yang sebenarnya.” Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir
saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. (72). Dan (ingatlah),
ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh
tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu
sembunyikan. (73). Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan
sebahagian anggota sapi betina itu !” Demikianlah Allah menghidupkan
kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu
tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti.
5. Ikan Paus Nabi Yunus AS
Ikan ini adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS ketika melarikan diri
dari kaumnya. Kisah ini diceritakan Al Qur’an salah satunya dalam surat
Ash Shaaffaat ayat 139-148.
“(139). Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (140).
(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, (141). kemudian
ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.
(142). Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. (143).
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak
mengingat Allah, (144). niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu
sampai hari berbangkit. (145). Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah
yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. (146). Dan Kami tumbuhkan
untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (147). Dan Kami utus dia
kepada seratus ribu orang atau lebih. (148). Lalu mereka beriman, karena
itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang
tertentu.”
6. Keledai Nabi Uzair AS
Nabi Uzair AS adalah nabi yang diutus kepada bani Israil (bangsa
Yahudi). Jika Orang Nashrani menganggap bahwa Nabi Isa AS adalah anak
Tuhan, Maka orang Yahudi menganggap bahwa Nabi Uzair AS ini adalah anak
Tuhan. Sungguh persepsi yang keliru, karena mereka berdua hanyalah
seorang Rasul utusan Allah. Kisah Nabi Uzair diceritakan Al Qur’an dalam
surat Al Baqoroh ayat 259.
(259). Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui
suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata:
“Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka
Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya
kembali. Allah bertanya: “Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?” Ia
menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah
berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya;
lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan
lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami
akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah
kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali,
kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala telah nyata
kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata:
“Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Menurut sebagian riwayat, orang yang dikisahkan tersebut adalah Nabi Uzair AS.
7. Semut Nabi Sulaiman AS
Nabi Sulaiman AS dianugerahi Allah dengan kemampuannya memahami
bahasa binatang, salah satunya adalah semut. Kisah tentang semut ini
bisa kita temukan dalam Surat An Naml ayat 17-19.
(17). Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan
burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). (18).
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:
Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;
(19). maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan
semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau
ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh.”
8. Burung Hud-hud (pelatuk) Ratu Balqis
Selain semut, Nabi Sulaiman As pun mampu berbicara dengan burung
hud-hud, sejenis burung pelatuk. Melalui burung ini, Nabi Sulaiman
mengetahui keadaan Ratu Balqis, seorang ratu yang memerintah negeri
Saba’ yang beribukota di Ma’rib yang letaknya dekat kota San’a ibukota
Yaman sekarang. Burung hud-hud ini dijadikan kurir oleh Nabi Sulaiman
untuk mengantarkan surat kepada Ratu Bilqis dan mengajaknya untuk
beriman kepada Allah. Kisah ini dapat kita temukan di Al Qur’an Surat An
Naml ayat 20-31.
(20). Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku
tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. (21).
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau
benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku
dengan alasan yang terang.” (22). Maka tidak lama kemudian (datanglah
hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum
mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita
penting yang diyakini. (23). Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita
yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar. (24). Aku mendapati dia dan kaumnya
menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka
memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari
jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
(25). agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang
terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. (26). Allah, tiada Tuhan Yang
disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar.” (27).
Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu
termasuk orang-orang yang berdusta. (28). Pergilah dengan (membawa)
suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari
mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan” (29). Berkata ia
(Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku
sebuah surat yang mulia. (30). Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman
dan sesungguhnya (isi) nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. (31). Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku
sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri.”
9. Anjing Ashahbul Kahfi
Kisah Ashhabul Kahfi mengingatkan kita pada sosok-sosok pemuda
tangguh yang menjaga keimanan mereka dari raja kafir. Maka demi
menyelamatkan iman, mereka pun rela untuk mengasingkan diri dan
bersembunyi di sebuah gua. Jumlah mereka tidak diketahui pasti. Tetapi
ada yang bilang jumlahnya 7 orang ditambah dengan seekor anjing yang
setia. Karena kelelahan, mereka pun tertidur di gua. Dikiranya hanya
tidak sesaat, nyatanya mereka telah tertidur selama 300 tahun (309 tahun
hijriyah). Subhanallah. Kisah mereka dapat ditemukan di surat Kahfi
ayat 9-22.
(18). Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan
kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka
mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu
menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan
melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan
terhadap mereka. (19). Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka
saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di
antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?).” Mereka
menjawab: “Kita berada (disini) sehari atau setengah hari.” Berkata
(yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu
berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi
ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat
manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu
untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seorangpun. (20). Sesungguhnya jika mereka
dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan
batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian
niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya.”
(21). Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka,
agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa
kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang
itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: “Dirikan
sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui
tentang mereka.” Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata:
“Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya.”
(22). Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah
tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan:
“(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya”,
sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi)
mengatakan: “(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah
anjingnya.” Katakanlah: “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak
ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.” Karena itu
janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali
pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka
(pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.
10. Unta Nabi Muhammad SAW
Unta ini yang digunakan oleh Rasulullah Saw ketika hijrah ke Madinah
pertama kali bersama dengan sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq. Unta ini pun
digunakan sebagai petunjuk dimanakah Rasulullah akhirnya tinggal di
Madinah. Unta pun berhenti di sebuah rumah milik sahabat bernama Abu
Ayub Al Anshari. Di sanalah Rasulullah menghabiskan hidupnya sampai
akhir hayat. Makam Rasulullah Saw di Madinah yang diziarahi jutaan kaum
muslim sedunia itulah rumah Nabi Saw.
Ada riwayat lain, bahwa hewan kesepuluh yang masuk surga adalah
Buroq, kendaraan yang digunakan oleh Rasulullah Saw ketika melakukan
perjalanan Isra Mi’raj bersama dengan Malaikat Jibril AS. Kisah
hewan-hewan ini sendiri tidak diceritakan dalam Al Qur’an, tetapi dapat
kita temukan di Shirah Nabawiyah, yang menceritakan perihidup Rasulullah
Saw. (Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah via Laduni.id)